Kisah Ketokohan
Sedikit Yang Tau Ketokohan TGH. abdul Gafur Sumbek
Patung yang mengambarkan TGH. abdul Gafur yang terpampang di Taman Mayure Cakra Negara. (bumigoranews/ist) |
Dari kutip dari sebuah artikel berjudul KETERLIBATAN ULAMA SASAK DALAM JARINGAN ULAMA PERIODE 1754-1904 TGH. ABDUL GAFUR: INVOLVEMENT IN THE NETWORK OF ULAMA SASAK IN THE PERIOD 1754-1904 yang ditulis oleh Dr. Jamaludin Dosen UIN Mataram terbit pada Al-Qalam 1 Juni 2016.
TGH. Abdul Gafur adalah salah seorang tuan guru yang berpengaruh pada masanya. Dan merupakan keturunan dari Jawa, orang tuanya berasal dari kota wali Demak Jawa Tengah, lahir pada pertengahan abad ke-18 tepatnya pada tahun 1754 M, dan meninggalnya pada awal abad ke-20, yaitu tahun 1904, jadi umurnya 150 tahun.
Abdul Gafur dimakamkan di Sumbek, persis di samping kanan mesjid Sumbek. Makam ini berada di dalam sebuah ruangan yang berbeda dengan mesjid. Jadi untuk masuk ke dalam makam kalau dari mesjid harus melewati beberapa buah rumah penduduk.
TGH. Abdul Gafur oleh pengikut dan keturunannya biasa dipanggil dengan sebutan Syekh Abdul Gafur sementara di kalangan keluarga raja Bali-Cakra ia dikenal sebagai Dukuh Gafur.
TGH. Abdul Gafur oleh pengikut dan keturunannya biasa dipanggil dengan sebutan Syekh Abdul Gafur sementara di kalangan keluarga raja Bali-Cakra ia dikenal sebagai Dukuh Gafur.
Abdul Gafur juga orang yang sangat disegani di masyarakat Sasak. Karena kesalehan dan kecerdasannya. Selain itu Ia dikenal sebagai orang yang memiliki keromah, memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Beberapa kelebihan yang dimilikinya antara lain: dapat menghilangkan bau jenazah, pinter menafsirkan mimpi dan “dianggap” mampu meramal kejadian-kejadian yang akan dihadapi seseorang dari mimpinya, mampu menyembuhkan orang-orang yang sakit, dialah yang membuat minyak yang oleh orang Sasak menyebutnya “minyak sumbek”. Minyak tersebut dapat digunakan untuk pengobatan, atau untuk hal-hal lainnya.
Beberapa kelebihan yang dimilikinya antara lain: dapat menghilangkan bau jenazah, pinter menafsirkan mimpi dan “dianggap” mampu meramal kejadian-kejadian yang akan dihadapi seseorang dari mimpinya, mampu menyembuhkan orang-orang yang sakit, dialah yang membuat minyak yang oleh orang Sasak menyebutnya “minyak sumbek”. Minyak tersebut dapat digunakan untuk pengobatan, atau untuk hal-hal lainnya.
Selain itu juga dikenal sebagai guru sufi atau guru tarekat di kalangan masyarakat Sasak. Banyak orang kemudian menjadi pengikut setianya. Selain berpengaruh di kalangan orang-orang Sasak sendiri, ia juga termasuk di antara orang-orang yang berpengaruh di lingkungan kerajaan Anak Agung Karang Asem Lombok.
Bahkan raja ketika itu mengangkatnya sebagai penasehat spiritualnya. Karena besarnya peran tuan guru ini, Anak Agung menyuruh membuat patung Dukuh Gafur di komplek Taman Mayura dan patung itu memakai surban (pakaian haji) yang umumnya pada waktu itu adalah pakaian seorang tuan guru.
TGH. Abdul Gafur adalah Seorang Sunni penganut mazhab Imam al-Syafii, dengan teologi Asyariah. Hal ini diketahui dari karya-karyanya yang banyak mengungkap ajaran-ajarah teologi Sunni, seperti sifat dua puluh, sifat yang wajib bagi Allah, dan sifat-sifat yang mustahil bagi Allah, serta sifat-sifat yang jaiz (boleh) bagi Allah.
Selain itu hal ini juga terlihat pada paham-paham tentang pembacaan zikir, doa, dan bacaaan Alquran, adalah sampai kepada orang yang sudah meninggal, karena itu Ia mengajarkan kepada murid-muridnya amalan-amalan yang harus dibaca baik setiap setelah selesai solat lima waktu, sehari, ataukah perminggu. Penjelasan tentang hal ini semua itu terangkum dalam karyanya Kitab al-Barzanji.
Post a Comment