Sosial Politik
Dipusatkan di Pantai Sire, Perayaan Lebaran Ketupat di KLU Sebagai Ajang Berkumpul dan Bersilaturrahim
Bupati, Wakil Bupati, Sekda KLU, dan Kapolres Lombok Utara. (Bumigoranews.com/ist) |
Lombok Utara, Bumigoranews.com - Pemerintah daerah
Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
menyelenggarakan event tradisional Lebaran Topat, bertempat di Pantai Sira Desa
Sigar Penjalin, Rabu (12/6). Diawali dengan Parade Dulang dan seserahan ketupat
oleh masing-masing peserta perwakilan tiap kecamatan yang ada, dipandu Pembayun
kepada Bupati Lombok Utara.
Dalam sambutannya, Bupati Najmul
menyampaikan perayaan tradisi Lebaran Topat itu menunjukkan bahwa adat
masyarakat Lombok Utara adalah adat yang bersendi syar'i. "Apapun
piranti-piranti adat yang ada, apabila kita telusuri ke belakang, maka semuanya
bersumber dari ajaran agama. Terutama pada nilai-nilai dan filosofinya,
termasuk lebaran topat," tutur bupati.
Dari sisi sejarah Lebaran Topat,
lanjutnya, dari dulu selesai bulan ramadhan dilanjutkan dengan puasa enam pada
Bulan Syawal. Nabi bersabda apabila melaksanakan puasa satu bulan penuh,
kemudian diikuti dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka sama artinya seperti
berpuasa satu tahun penuh.
Kegiatan yang dikemas meriah
sebagai ajang bersilaturrahmi, sesama muslim dan antar umat agama lainnya untuk
menjunjung kerununan beragama. Tak hanya humat muslim, umat Hindu dan Budha
juga ikut berpartipasi.
Bupati Najmul menyampaikan
Lebaran Topat membangun ukhuwah untuk bangkit dari keterpurukan, setelah
diguncang gempa. Masyarakat berlomba menampilkan yang terbaik dari tiap
kecamatan. "Lebaran Topat, sebuah simbolisasi bahwa setiap agenda event
kebudayaan dan adat istiadat bersendikan keagamaan. Selain itu, Lebaran Topat
kita jadikan ajang untuk berkumpul semua. Alhamdulillah pesertanya bukan hanya
yang beragama Islam. Tak salah, kalau kemudian Kementerian Agama
menganugerahkan Lombok Utara sebagai kabupaten peduli kerukunan umat
beragama," tandasnya.
Wakil Bupati Lombok Utara Sarifuddin,
SH. MH, menyatakan Lebaran Topat momen yang baik untuk bersilaturahmi di bulan
Syawal. Dari perayaan, kontestannya datang dari beberapa desa mewakili
kecamatan.
Sementara itu, Kadis Kebudayaan
dan Pariwisata KLU Vidi Eka Kusuma, S.IP. M.Si menyatakan Lebaran Topat
bertujuan memperkuat tali silaturahmi yang saling memaafkan hingga terciptanya
kerukunan hidup, sebagaimana simbol dari ketupat.
"Event tradisional Lebaran
Topat merupakan agenda tahunan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU. Cara
untuk mempertahankan bentuk tradisi peninggalan budaya serta adat sebagai
komitmen merawat kebudayaan," imbuhnya.
Peserta Lebaran Topat diikuti
perwakilan dari lima kecamatan yang ada di KLU, masing-masing membawa menu
kuliner secara kolosal berupa dulang dan ketupat berukuran besar. Rangkaian
acara dilanjutkan dengan pemotongan ketupat raksasa oleh bupati, didampingi
wabup, Ketua TP PKK KLU dan Ketua GOW KLU serta jajaran Forkopimda KLU. Acara
diakhiri dengan santap ketupat secara bersama.
Hadir pula mendampingi bupati
memeriahkan acara tradisional Lebaran Topat itu, Wakil Bupati Lombok Utara
Sarifuddin, SH. MH., Ketua DPRD KLU Burhan M. Nur, SH., dan Wakil Ketua DPRD
KLU Sudirsah Sudjanto, S.Pd.B, S.IP., Wakapolres Lombok Utara Kompol Dewa Gede
Sucipta, S.Pd., Sekda KLU Drs. H. Suardi, MH., Perwira Penghubung Dandim 1606
Lobar Mayor I Nyoman Dirga, Kepala Kantor Kemenag KLU, Staf Ahli dan Para Asisten lingkup Setda KLU,
Kepala OPD lingkup Pemda KLU, Ketua TP PKK KLU, Ketua GOW KLU, Para Camat,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan masyarakat pengunjung yang antusias ingin
menyaksikan Lebaran Topat.
Post a Comment