Jelang Pemilu 2024, PMII Mataram Tolak Politik Identitas
PC PMII Mataram Saat Menggelar Dialog Publik Di Mataram. (Bumigoranews.com/ist). |
Mataram,- Jelang Pemilihan umun serentak 2024, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Mataram memprediksikan akan muncul politik identitas yang akan digunakan oleh oknum politisi.
Oleh karena itu, Ketua PC PMII Mataram berharap dukungan dari semua pemuda dan mahasiswa beserta penyelenggara dalam mencegah politik identitas agar tidak membias keranah isu sara.
"Saya mengajak seluruh organisasi kepemudaan wabil khusus PMII Mataram menjadi garda terdepan menangkal politisasi SARA, karena dapat menjadi isu yang sangat mudah digunakan, mudah untuk menggerakkan, murah biayanya, dan cepat responnya dalam situasi kita hari ini," ungkap Iwan Safari Ketua PC PMII Mataram saat menggelar dialog publik di Mataram. Minggu, 19/03/2023.
"Politik identitas yang selalu mengganggu keberagaman, toleransi dan nilai-nilai demokrasi, serta dalam politik identitas pasti ada nilai-nilai sara didalamnya", tegasnya.
Dalam momentum tersebut, M. Yusril selaku Ketua Bawaslu Kota Mataram, Menyampaikan "Acara-acara dialog publik seperti ini membantu BAWASLU untuk mensosialisasikan tentang politik identitas.
"Kami di bawaslu mengaharapkan acara acara seperti ini akan terus ada secara continue, sehingga bawaslu sendiri dapat menyampaikan bahwa politik identitas sangatlah merusak nilai-nilai demokrasi, "Ujar Muhammad Yusril.
Selanjutnya, dari KPU Kota Mataram, M. Husni Abidin juga memaparkan bahwa, fase politik identitas akan segera hadir, sehingga pemuda harus segera mensosialisasikan kepada masyarakat tentang hal ini, bahkan politik identitas ini tidak boleh dilakukan, politik identitas paling tinggi adalah di tingkat media.
" PMII harus intens mengedukasi internal maupun eksternal (Masyarakat) dan jangan pernah berhenti bergerak dalam mengedukasi diri dan masyarakat", tambahnya.
Sementara itu, Ketua KNPI NTB, Taupik Hidayat memaparkan bahwa, Media sosial merupakan hal yang paling urgent, politik identitas muncul dari 5 tahun yang selalu dari media, koran berita dan lain-lain.
"Untuk menangkal itu semua tentu perlu kampanye politik kebangsaan secara masif dan terstruktur, agar menghasilkan pemimpin yang berkeadilan," tegas Taufik.
"Contoh di era sekarang, tetangganya tidak mau saling sapa, saling membantu hanya karena beda pilihan (Contoh Negatif) meski beda ras, suku dan agama jika mereka bersatu secara professional maka Indonesia akan menjadi satu meski beda pilihanya. (Contoh Positif)," Ujarnya.
Turut hadir dalam agenda tersebut, M. Husni Abidin, Ketua KPU Kota Mataram, M. Yusril, Ketua Bawaslu Kota Mataram, Taupik Hidayat, Ketua DPD KNPI NTB, Ketua Bem UNU NTB, Perwakilan BEM UMMAT, Perwakilan BEM UNRAM, Presma UIN Mataram, dan Kader PMII Se-Kota Mataram.
Post a Comment